BLOGGER TEMPLATES Funny Pictures

Saturday, March 30, 2013

C-O-S-O


Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, atau disingkat COSO, adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian mereka.
COSO disponsori dan didanai oleh 5 asosiasi dan lembaga akuntansi profesional:

1. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA),
2. American Accounting Association (AAA),
3. Financial Executives Institute (FEI),
4. The Institute of Internal Auditors (IIA) dan
5. The Institute of Management Accountants (IMA).
Untuk menindaklanjuti rekomendasi dari komisi treadway, COSO mengembangkan studimengenai sebuah model untuk mengevaluasi pengendalian internal. Pada tehun 1992,menyelesaikan studi tersebut dengan memperkenalkan sebuah kerangka kerja pengendalian internal yang akhirnya menjadi sebuah pedoman bagi para eksekutif, dewan direksi, regulator, penyusun standar, organisasi profesi , dan lainnya sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk mengukur efektifitas pengendalian internal mereka.

Poin penting dalam report COSO ‘Internal Control – Integrated Framework’ (1992):

- Definisi internal control menurut COSO
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
a. Efektifitas dan efisiensi operasional
b. Reliabilitas pelaporan keuangan
c. Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku

Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
a. Control Environment
Faktor-faktor lingkungan pengendalian mencakup integritas, nilai etis, dan kompetensi dari orang dan entitas, filosofi manajemen dan gaya operasi, cara manajemen memberikan otoritas dan tanggung jawab serta mengorganisasikan dan mengembangkan orangnya, perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh board.
b. Risk Assessment
Mekanisme yang ditetapkan untuk mengindentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas di mana organisasi beroperasi.
c. Control Activities
Pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk membantu memastikan bahwa tujuan dapat tercapai.
d. Information and communication
Sistem yang memungkinkan orang atau entitas, memperoleh dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
e. Monitoring
Sistem pengendalian internal perlu dipantau, proses ini bertujuan untuk menilai mutu kinerja sistem sepanjang waktu. Ini dijalankan melalui aktivitas pemantauan yang terus-menerus, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya.





Gambar 5 komponen Internal Control


Di tahun 2004, COSO mengeluarkan report ‘Enterprise Risk Management – Integrated Framework’, sebagai pengembangan COSO framework di atas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise Risk Management, yaitu:
a. Internal Environment
Lingkungan internal sangat menentukan warna dari sebuah organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko dari setiap orang dalam organisasi tersebut. Di dalam lingkungan internal ini termasuk, filosofi manajemen risiko dan risk appetite, nilai-nilai etika dan integritas, dan lingkungan di mana kesemuanya tersebut berjalan.
b. Objective Setting
Tujuan perusahaan harus ada terlebih dahulu sebelum manajemen dapat menidentifikasi kejadian-kejadian yang berpotensi mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut. ERM memastikan bahwa manajemen memiliki sebuah proses untuk menetapkan tujuan ddan bahwa tujuan yang dipilih atau ditetapkan tersebut terkait dan mendukung misi perusahaan dan konsisten dengan risk appetite-nya.
c. Event Identification
Kejadian internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan harus diidentifikasi, dan dibedakan antara risiko dan peluang. Peluang dikembalikan (channeled back) kepada proses penetapan strategi atau tujuan manajemen.
d. Risk Assessment
Risiko dianalisis dengan memperhitungkan kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampaknya (impact), sebagai dasar bagi penentuan bagaimana seharusnya risiko tersebut dikelola.
e. Risk Response
Manajemen memilih respons risiko –menghindar (avoiding), menerima (accepting), mengurangi (reducing), atau mengalihkan (sharing risk) – dan mengembangkan satu set kegiatan agar risiko tersebut sesuai dengan toleransi (risk tolerance) dan risk appetite.
f. Control Activities
Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan diimplementasikan untuk membantu memastikan respons risiko berjalan dengan efektif.
g. Information and Communication
Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap orang menjalankan tanggung jawabnya.
h. Monitoring
Keseluruhan proses ERM dimonitor dan modifikasi dilakukan apabila perlu. Pengawasan dilakukan secara melekat pada kegiatan manajemen yang berjalan terus-menerus, melalui eveluasi secara khusus, atau dengan keduanya.




Gambar 8 komponen Enterprise Risk Management














Sumber :


http://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/10/14/pengertian-atau-definisi-coso/


http://id.scribd.com/doc/36167241/COSO


http://id.wikipedia.org/wiki/COSO

http://keuanganlsm.com/article/audit/definisi-pengendalian-internal-versi-coso/

Tuesday, March 26, 2013

TAHAP-TAHAP PERENCANAAN AUDIT

New posting about AUDITING !
jangan bosen-bosen yaa liat postingan baru yang selalu dipenuhi dengan tugas-tugas kuliah.
namanya juga mahasiswa :D
Postingan kali ini bakal ngebahas tentang Perencanaan Audit, yang lebih spesifik ke tahap-tahap apa aja yang perlu disiapkan untuk merencanaan audit.


Langkah-langkah penting dalam merencanakan audit adalah :
1. Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien
Agar dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transakasi, dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.
Penting bagi auditor untuk memahami aspek-aspek kunci dari siklus bisnis klien. Siklus ini dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan sumberdayanya secara bersamaan. Siklus bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi memahami kekuatan pasar dam peraturan yang mendefinisikan lingkungan ompetitif, dan membuat keputusan penting yang berkenaan dengan penyebaran sumberdaya-sumberdaya ke dalam proses inti untuk memperoleh konsumen serta mendistribusikan produk dan jasanya.
Proses-proses inti ini harus menghasilkan profitabilitas, arus kas operasi, dan bergantung pada tujuan organisasi, pertumbuhan dan peningkatan nilai. Jasa bernilai tambah penting yang ditawarkan akuntan publik berkaitan dengan penilaian bisnis dan menjelaskan bagaimana arus kas dan pengembangan sumberdaya yang berkaitan dengan nilai organisasi.
Entitas kemudian harus mengelola arus kasnya untuk mengembangkan sumberdaya-sumberdaya serta mempertahankan likuiditas dan solvabilitas. Pada tahap ini suatu entitas harus menentukan sumberdaya tambahan yang diperlukan, bagaimana sumber daya tersebut akan didanai, apakah entitas memerlukan tambahan modal dari luar, dan apakah entitas memiliki dana yang cukup untuk membayar kembali pinjaman. Siklus bisnis berlanjut sejalan dengan organisasi mempertimbangkan kembali tujuannya dan penyebaran sumberdaya-sumberdaya pentingnya.
Terdapat beberapa aspek kritis dari siklus bisnis yang penting bagi auditor untuk dipahami. Hal tersebut termasuk :
a. Manajemen, tujuan manajemen, dan sumberdaya-sumberdaya organisasi.
b. Produk dan jasa, pasar, pelanggan, dan persaingan entitas.
c. Proses inti dan siklus operasional entitas.
d. Keputusan investasi dan pembiayaan entitas.
Prosedur untuk memahami bisnis dan industri :
a. me-review data industri
b. me-review informasi bisnis kecil
c. mengadakan tinjauan operasi klien
d. mengajukan pertanyaan kepada komite audit
e. mengajukan pertanyaan kepada manajemen
f. me-review kertas kerja tahun lalu
g. menentukan keberadaan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa

2. Melaksanakan prosedur analitik.
Prosedur analitis (pengujian analitis) di definisikan dalam PSA 22 (SA329) sebagai evaluasi atas informasi keuangan yang di lakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan.
Prosedur analitis digunakan dalam audit untuk tujuan berikut :
a. Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lainnya
b. Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti mengenai asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau transaksi.
c. Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap kelayakan keseluruhan laporan keuangan yang diaudit.

Langkah-langkah yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitis yaitu :
a. Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang akan dilakukan
Jenis perhitungan dan perbandingan data yang digunakan adalah :
- Perbandingan data absolut
Prosedur ini membandingkan jumlah saat ini,seperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi.
- Laporan keuangan ukuran umum
Prosedur ini membandingkan presentasi dari total yang berhubungan yang direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan dengan jumlah yang diharapkan.
- Analisis rasio
Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut. Jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas.
- Analisis tren
Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu
- Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan
Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti beban gaji, penjualan, dan harga pokok produksi.
b. Mengembangkan ekspektasi
Dasar pemikiran yang mendasari prosedur analitis dalam audit adalah hubungan antardata dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau sebaliknya. Selain itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias, dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber.
- Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang daoat dibandingan memberikan pertimbangan bagi perubahan yang diketahui. Secara sederhana diasumsikan bahwa suatu saldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio atau hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan harus memperkirakan jumlah periode masa lalu.
- Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini termasuk anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang disiapkan oleh auditor.
- Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu periode. Hal ini termasuk mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu taun diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya.
- Data industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.
c. Melaksanakan perhitungan atau perbandingan.
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lal, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Selain itu, langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan.
d. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.
Analisis mengenai data rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisiensi dan profitabilitas relatig terhada tahun lalu dan terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas.
e. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.
Hal ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen.
f. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.
Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang ebih mendetil terhadap akun-aku tersebut. Prosedur analitis sering menyediakan auditor petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur analitis dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.

3. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
a. Tingkat laporan keuangan
b. Tingkat saldo akun
Material awal perlu ditetapkan karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan.

4. Mempertimbangkan risiko bawaan
Risiko bawaan (inberent risk) suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun. Risiko pengendalian (control risk) suatu risiko tidak dapat dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo akunatan asersi tentang suatu saldo akun oleh pengendalian intern. Risiko deteksi (detection risk) suatu risiko tidak terdeteksinya salah saji material dalam suatu saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor. Risiko audit suatu risiko kegagalan auditor dalam memodifikasi pendapatannya atas laporan keuangan yang secara material disajikan salah.

5. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit yang dilakukan auditor adalah untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang rendah, untuk mendukung pendapat apakah, dalam semua hal yang material, laporan keuangan disajikan secara wajar. Tujuan ini diwujudkan melalui pengumpulan dan evaluasi bukti tentang asersi yang terkandung dalam laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.Karena keterkaitan antara bukti audit, materialitas, dan komponen risiko audit (risiko bawaan, risiko pengendalian, danm risiko deteksi), auditor dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi.

6. Memahami pengendalian intern klien
Penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di in donesia mewajibkan klien untuk melaksanakan peraturan-peraturan pemerintah dan perjanjian-perjanjian legal yang lain. Jika material, informasi mengenai kewajiban legal klien, harus dijelaskan dalam laporan keuangan.
Sebelum memulai verifikasi dan analisis terhadap transaksi dan akun tertentu, auditor perlu memahami kewajiban-kewajiban legal dan perjanjian-perjanjian yang menyangkut klien. Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:
1. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
2. Perjanjian persekutuan (partnership agreement)
3. Notulen rapat direksi dan pemegang saham
4. Kontrak
5.Peraturan-peraturan pemerintah yang secara langsung menyangkut perusahaan klien
6. Arsip korespondensi


Semoga berguna buat kalian para mahasiswa AKUNTANSI yang hidupnya selalu dihantui dengan angka-angka dan jumlah uang bayangan \m/







KELOMPOK 11 :

Anastasia Marinda (C1C010021)

Tival Nugroho Putri (C1C010032)

Giacinta Karlyn N (C1C010035)

Desi Nur Fauziah (C1C010039)

Tryssya Feby Andany (C1C010044)

Tuesday, March 19, 2013

10 Standar Audit



Apa sih yang dimaksud standar audit?
Standar audit merupakan panduan/pedoman bagi auditor untuk membantu dalam meng-audit laporan hasil keuangan. Standar ini terdiri dari 10 standar yang dikelompokkan menjadi 3 bagian yang dirinci dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA).

Apa saja 3 bagian yang ada dan 10 standar yang ada di dalamnya?
Standar Audit yang Berterima Umum :
1. STANDAR UMUM :
    - Auditor harus mempunyai pelatihan dan penguasaan teknis yang memadai
      Auditor harus selalu bertindak sebagai ahli akuntansi dan ahli audit. Keahlian dapat dicapai dengan pendidikan formal dan pengalaman dari praktik dan mengikuti pelatihan teknis. Auditor harus selalu up to date mengenai prinsip akuntansi dan standar akuntansi lalu memperlajari, memahami dan menerapkannya.
    - Auditor harus mempunyai independensi dalam sikap mentalnya
      Independen berarti seorang auditor tidak mudah dipengaruhi. Oleh karena itu auditor harus berintelektual dan jujur.
    - Auditor harus melakukan kehati-hatian profesional dalam melaksanakan audit dan membuat laporan
      Auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya agar tidak ada opini yang tidak tepat dalam pelaksanaan dan pelaporan audit.
2. STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN
    - Kegiatan audit harus terencana
      Sebelum dilaksanakannya audit, sebaiknya auditor merencanakan dahulu segala sesuatu yang nanti akan dan harus dilakukan dalam melakukan audit. Dalam pelaksanaannya, harus berjalan sesuai rencana yang sudah dibuat.
    - Auditor harus memahami SPI (Struktur Pengendalian Intern)
      Pemahaman SPI harus dimiliki untuk merencanakan audit, menentukan sifat, lingkup dan saat yang akan dilakukan.
    - Auditor harus mendapatkan bukti yang cukup dan kompeten
      Bukti audit dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan (wawancara), dan konfirmasi. Bukti ini akan digunakan sebagai dasar untuk menyatakan opini dalam laporan keuangan.
3. STANDAR PELAPORAN
    - Laporan keuangan sesuai dengan prinsip akyntansi yang berterima umum
      Dalam laporannya, auditor harus menyebutkan apakah laporan keuangan yang dibuatnya sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum atau tidak
    - Laporan harus menjelaskan semua kondisi dimana prinsip akuntansi yang berterima umum tidak diterapkan
      Di dalam laporan audit harus dijelaskan mengapa prinsip akuntansi yang berterima umum tidak dapat diterapkan pada kondisi tertentu. Bisa karena prinsip akuntansi tidak akan secara konsisten diterapkan pada laporan keuangan periode yang sedang dilaksanakan audit dengan periode yang sebelumnya yang sudah diaudit.
    - Laporan harus mengidentifikasi hal-hal yang tidak memiliki pengungkapan informasi yang memadai
      Dalam laporan harus dijelaskan mengenai pengungkapan informatif yang belum memadai
    - Laporan harus berisi pernyataan pendapat auditor atas laporan keuangan secara umum
      Auditor harus dengan jelas menunjukkan sifat pekerjaan auditor, dan tingkat tanggung jawab auditor.